Makna Bermain Dalam Islam
Saturday, October 5, 2013
0
comments
Ditulis oleh : Ummu Naura
Dalam konsep Islam bermain sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam. Bahkan setiap orangtua hendaknya selalu menyempatkan diri bermain bersama anak-anaknya. Selain sebagai wujud kasih sayang,juga untuk melatih anak berkreativitas dan melatih fisiknya supaya menjadi kuat serta lincah. Menurut Ratna,otot-otot anak akan bekerja maksimal,metabolisme tubuh meningkat,dan perkembangan otot lebih bagus.
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi was Salam ,sering bercanda dan bermain-main bersama anak-anak.Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa beliau sering menggendong Hasan dan Husain di atas punggung beliau,kemudian bermain kuda-kudaan. Beliau sering memasukkan sedikit air ke mulut beliau,lalu menyemprotkannya ke wajah Hasan,hingga Hasan pun tertawa.
Dalam riwayat yang lain,Umar bin Khattab r.a. pernah berjalan dengan tangan dan kedua kakinya (merangkak),sementara anak-anaknya bermain-main di atas punggungnya. Umar berjalan membawa mereka seperti layaknya seekor kuda. Ketika orang-orang masuk dan melihat Khalifah mereka dalam keadaan seperti itu,mereka pun berkata, "Engkau mau melakukan hal seperti itu,wahai amirul mukminin?" Umar menjawab,"Tentu!"
Kedua riwayat di atas menggambarkan bahwa setiap orangtua hendaknya selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama anak-anaknya. Selain itu,dapat pula dimaknai bahwa dalam mendidik putra-putrinya hendaknya diselingi dengan berbagai permainan sehingga anak merasa senang dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebab,memang masa anak ialah masanya bermain. Oleh karenanya,bermain merupakan kebutuhan seorang anak yang wajib dipenuhi. Bila tidak terpenuhi kebutuhan tersebut,maka ada yang kurang dalam kehidupannya,dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurut Maslow sebagaimana dikutip oleh Muhammad Anis,kebutuhan pokok manusia dapat diklasifikasikan ke dalam lima jenjang yang pemenuhannya harus berjenjang,mulai jenjang yang paling rendah ke jenjang yang paling tinggi. Berikut ini teori kebutuhan yang diperkenalkan Maslow.
a. Kebutuhan jasmani (biologis);
b. Kebutuhan rasa aman;
c. Kebutuhan rasa kasih sayang dan resonansi sosial;
d. Kebutuhan akan pengakuan harga diri;
e. Kebutuhan aktualisasi diri;
Dalam konteks ini,bermain termasuk kebutuhan jasmani atau biologis, Artinya,bermain adalah kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini,anak akan merasa senang,nyaman dan selalu dalam kebahagiaan. Selain itu,dengan bermain,jasmani anak akan menjadi sehat dan bugar sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak mempunyai kebutuhan untuk mengaktualisasikan hal yang ada pada dirinya. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini,anak akan mendapatkan kebahagiaan tersendiri dalam kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan ini akan menuntun anak menjadi manusia kerja,bukan sekadar manusia yang pandai berbicara.
Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan-kebutuhan pokok tersebut berjenjang dari yang paling bawah kepada jenjang yang paling tinggi. Artinya,kebutuhan yang lebih tinggi akan timbul dan diusahakan pemenuhannya apabila kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah telah terpenuhi.
Maka dari itu,tidak heran kiranya bila Islam memandang bermain sebagai sesuatu yang amat penting bagi anak-anak. Bahkan,Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam, pun selalu menyempatkan diri bermain bersama anak-anak. Berikut beberapa hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam. suka bermain bersama anak-anak.
Dari Abdullah bin Harits r.a., dia berkata:"Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam. pernah menyuruh Abdullah,Ubaidillah dan Katsir yang merupakan putra-putra Abbas untuk berbaris,lalu beliau bersabda,'Barangsiapa yang lebih dulu sampai kepadaku,maka dia mendapatkan ini.' Mereka pun berlomba-lomba untuk segera sampai di tempat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam,lalu di antara mereka ada yang menempelkan diri di punggung beliau dan ada pula yang di dada beliau. Beliau pun lalu mencium dan memeluk mereka" (HR Imam Ahmad).
Dari Jabir r.a., dia berkata:"Aku pernah menemui Nabi Shalallahu 'Alaihi was Salam,lalu kami mendapat undangan jamuan makan,di tengah perjalanan,kami mendapati Husain sedang bermain di jalan bersama beberapa anak kecil. Maka,Nabi Shalallahu 'Alaihi was Salam. bersegera menuju ke depan rombongan,lalu membentangkan kedua tangan beliau untuk menangkap Husain, Husain pun berlari-lari ke sana kemari. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam,melakukan hal itu dengan maksud untuk mencandainya,hingga akhirnya beliau dapat menangkapnya. Lalu beliau meletakkan salah satu tangan beliau di dagu Husain dan tangan beliau yang lain ditengkuknya. Kemudian beliau memeluk dan menciumnya. Setelah itu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi was Salam bersabda:"Husain adalah bagian dari diriku dan aku adalah bagian dari dirinya! Semoga Allah mencintai orang yang mencintainya. Husain adalah salah seorang dari cucu-cucuku." (HR Imam Thabrani).
Artikel Menarik lainnya :
Description
: Makna Bermain Dalam Islam
Rating
: 4.5
Reviewer
: Unknown
ItemReviewed
: Makna Bermain Dalam Islam
0 comments:
Post a Comment