Pentingnya Bermain Dan Berekspresi Bagi Anak-anak
Saturday, September 21, 2013
0
comments
Ditulis oleh : Ummu Naura
Salah satu sarana bagi anak-anak untuk belajar dan mengembangkan diri tidak lain adalah kegiatan bermain. Dengan kegiatan bermain,seorang anak akan mendapatkan kesempatan yang besar untuk mempelajari berbagai hal baru serta merupakan sarana untuk mengembangkan berbagai ketrampilan sosialnya. Selain itu,kegiatan bermain akan mengembangkan otot dan melatih gerakan motorik seorang anak di dalam penyaluran energi yang berlebih. Melalui uji coba di dalam kegiatan bermain,seorang anak akan menemukan bahwa merancang suatu hal baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan,dan pada akhirnya seorang anak akan menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh kesenangan,tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orangtua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuatnya menjadi malas bekerja dan bodoh. Sehingga ketika bermain,anak selalu diawasi dengan ketat,atau bahkan bila perlu dilarang bermain. Anak disuruh belajar terus agar prestasi belajarnya baik. Ternyata,anggapan ini kurang bijaksana,karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Selain mempengaruhi perkembangan jiwa anak,bermain dapat pula mempengaruhi perkembangan fisik anak. Selain itu, ternyata bermain dapat pula digunakan sebagai terapi,dan dapat mempengaruhi pengetahuan serta kreativitas anak. Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak dan mempengaruhi nilai moral anak. Bermain juga merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi,setidaknya menurut seorang dokter Belgia yang menemukan sebuah metode pengajaran yang disebut sebagai pusat minat,yakni Dr. Decroly,yang mula-mula dipraktikkan pada tahun 1907. Bahan pelajaran dikelompokkannya di sekitar salah satu pusat. Pusat itu berhubungan dengan kebutuhan hidup. Menurut Dr. Decroly,ada empat macam pusat minat yang terpenting,yakni:1). Kebutuhan akan makanan dan minuman. 2). Kebutuhan untuk melindungi diri dari pengaruh iklim seperti dingin,panas,hujan dan sebagainya. 3). Kebutuhan untuk menyelamatkan diri dari bahaya. 4). Kebutuhan untuk bekerja atau bermain bersama-sama.
Misalnya saja bermain yang dapat digunakan sebagai terapi adalah bermain boneka. Di sini,boneka dapat menjadi terapi bagi anak untuk mengeluarkan emosi anak yang terpendam,yang mungkin saja bisa terjadi akibat dimarahi oleh pembantunya. Kekesalan yang ada di dalam hati anak dapat ditumpahkan lewat permainan boneka tersebut. Dengan demikian,peristiwa yang dialaminya dapat disalurkan,tidak membekas di dalam hati anak,serta tidak menimbulkan dendam. Melalui permainan boneka pula,orang dapat melihat dan merasakan sebuah boneka sebagai bahasa verbal. Bahasa verbal ini patut diketahui oleh orangtua ataupun guru,dan tidak dapat dianggap sepele. Karena melalui permainan boneka tersebut,akan terlihat kejujuran anak melalui pola-pola komunikasi dalam keluarga,dengan teman-temannya atau dengan gurunya di sekolah.
Jika kita amati anak-anak di Sekolah Taman Kanak-Kanak,ataupun anak usia kelas satu Sekolah Dasar yang mendengarkan cerita dari gurunya yang sedang bercerita,jika cerita itu lucu,maka anak-anak akan bergembira dan tertawa,bertepuk tangan,bahkan kadang-kadang bersorak-sorak dan melompat-lompat. Dan apabila guru ataupun orangtua menceritakan tentang kegagalan seorang pahlawan pejuang seperti Pangeran Diponegoro yang sedang mengendarai kudanya dengan gagah berani misalnya,seolah-olah anak-anak ikut menunggang kuda itu dan mereka mengepalkan tangannya seakan-akan mereka menggenggam tali kekang kuda itu dan kadang-kadang menggerak-gerakkan tangan seakan-akan mereka sedang mencambuk kuda.
Terkadang,hal ini dilakukannya tanpa merasa bahwa dirinya sedang bersorak-sorak atau meloncat-loncat,ataupun mengempalkan tangannya. Dorongan untuk menyatakan perasaannya dengan menggerakkan tangan,kaki dan wajahnya,pendek kata seluruh tubuhnya menjadi dorongan untuk berekspresi sedemikian kuatnya sehingga anak tidak dapat menahan dirinya. Dan apabila ada salah satu peristiwa yang menarik perhatiannya,maka semua ini dijadikan sebagai pusat segala kegiatannya.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran anak,masih menurut dokter asal Belgia tersebut,pada dasarnya pelajaran didasarkan pada dua hal. Pertama,penerimaan kesan. Sedangkan yang kedua adalah ekspresi. Dalam kedua hal tersebut,pendidikan yang berlandaskan pada intelektualitas ternyata telah melakukan kesalahan,karena tidak memperhatikan penerimaan kesan dan ekspresi,tetapi sangat menekankan pada hafalan dan jawaban tertentu terhadap pertanyaan tertentu yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Ekspresi sangat dibatasi karena hanya memperhatikan pengucapan kata-kata saja. Di samping itu, ekspresi dengan kata-kata tersebut hanya mengulangi perkataan yang telah diajarkan yang diceritakan secara berulang-ulang. Dengan kata lain,anak-anak diajar meniru saja. Maka Dr. Decroly menganjurkan agar anak-anak sedapat mungkin mengamati sendiri,melakukan aktivitas sendiri,dan memiliki pendapat sendiri. Dengan demikian,anak telah melakukan suatu proses aktif dan kreatif. Dan berdasarkan Psikologi Pendidikan,proses belajar yang benar adalah proses yang bersifat kreatif dan aktif. Tetapi sayangnya dalam kegiatan belajar mengajar,anak-anak hanya disuruh menghafalkan segala sesuatu yang dianggap bermanfaat. Dan anehnya,anak yang mampu menghafalkan setumpuk hafalan dianggap sebagai anak yang pandai. Padahal,anak seperti ini tidak diajar untuk aktif dan mencari sesuatu yang baru. Pengajaran dan pendidikan dapat dikatakan berhasil jika anak-anak mampu menemukan jalan sendiri untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Kemampuan untuk mencari jalan sendiri itu hanya dapat tumbuh jika kepahaman anak itu diperdalam. Sebaliknya,kemampuan tersebut akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali jika otak dan jiwa anak dihujani dengan berbagai materi yang harus dihafalkannya.
sesungguhnya,wawasan dan kreativitas anak itulah yang harus diasah,dimana kreativitas atau kemampuan mencipta dan kemampuan memecahkan persoalan ini sesungguhnya dimiliki oleh setiap orang. Dahulu,orang-orang beranggapan bahwa kreativitas ini hanya dimiliki oleh para seniman saja. Tetapi sekarang terbukti bahwa pada hakikatnya,setiap orang memiliki daya kreatif,baik seniman maupun bukan seniman. Hanya saja,para seniman memiliki kreativitas yang lebih tinggi dan memiliki perasaan yang lebih mendalam. Untuk itu,dalam mendidik dan mengajar anak,kesempatan berekspresi sangat ditekankan untuk merangsang kreativitas anak. Namun demikian,hendaknya diperhatikan bahwa dalam memberikan kesempatan kepada anak-anak dalam berekspresi bukan berarti memberi kebebasan kepada anak sebebas-bebasnya tanpa batas. Anak perlu diberi kebebasan dalam melakukan kegiatan dan dididik untuk bertanggung jawab. Sebagai orangtua,Anda berperan dalam mendidik anak bukan untuk selalu melarang,mengawasi,dan memerintah anak,melainkan untuk membimbingnya. Mereka dididik untuk menggunakan kebebasan dengan sebaik-baiknya,yakni kemerdekaan yang bertanggung jawab. Disiplin yang mereka lakukan tidak datang dari luar,tetapi tumbuh dari diri mereka sendiri. Sesungguhnya,ekspresi sangatlah penting,sebab jika seseorang tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan dirinya,maka apa yang dipendamnya itu dapat membahayakan dirinya.
Artikel Menarik lainnya :
Description
: Pentingnya Bermain Dan Berekspresi Bagi Anak-anak
Rating
: 4.5
Reviewer
: Unknown
ItemReviewed
: Pentingnya Bermain Dan Berekspresi Bagi Anak-anak
0 comments:
Post a Comment